Pengumuman

selamat datang di blog adree291, demi kemajuan kita, maka komentar, saran dan kritik anda gw tunggu, send me an email to adrielfikri@gmail.com

selamat datang anak bangsa!!!

ketika yang berserak kini berhimpun, dengan menatap masa depan meraih mimpi mewujudkan cita-cita kemerdekaan dengan semangat Independen jiwa dan diri sebagai Hamba Allah yang senantiasa berada dalam Limpahan Karunia Ilahi

Minggu, 18 Oktober 2009

Tri Dharma Perguruan Tinggi Sebagai mainstream Berfikir Mahasiswa

Oleh dzeelapiano el-fikri

Pendidikan yang kini telah memasuki Tahun Ajaran baru di harapkan dapat membawa suasana baru dalam dunia Pendidikan. Karena hakikat pendidikan meliputi aspek pembangunan social masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Pendidikan yang mampu membebaskan masyarakat dari segala kebergantungan social, pendidikan yang mampu membedakan manusia dengan genus-genus lainya, yang pada akhirnya pendidikan mampu membawa masyarakat pada tingkat kemakmuran social yang berarti dan dapat dirasakan oleh semua warga masyarakat di dunia.

Pendidikan sejak masih dalam tataran dasar sampai dengan tataran menengah menyuguhkan pengetahuan (knowledge atau ilmu) yang mampu membedakan manusia dengan genus-nya. karena Pengetahuan (knowledge atau ilmu) adalah bagian yang essential-accident dari manusia, pengetahuan juga adalah buah dari bagaimana manusia itu "berpikir".

Berpikir (natiqiyyah) merupakan differentia (fashl) yang memisahkan manusia dari sesama genus-nya, yaitu hewan. Manusia diciptakan dengan disertai akal dan juga fikiran. Karena penyertaan akal dan fikiran itulah
menimbulkan perbedaan yang teramat sangat jelas antara manusia dengan makhluk lainnya. Dan sebenarnya, pengetahuannya adalah bagian dari kehebatan manusia juga "barangkali" menjadi keunggulan manusia dari spesies-spesies lainnya.

Proses berfikir itu merupakan Kemajuan yang di alami oleh sebagian manusia dewasa ini yang tidak lain karena pengetahuan yang di imbangi oleh nilai dan juga norma yang terdapat pada lingkungnannya. Maka dari itu, manusia mampu menentukan bagaimana dia harus bersikap di tengah kehidupan yang berkelompok.

Pengetahuan yang memilki pengaruh besar terhadap manusia, mengantarkan manusia memasuki dunia realita. Dalam dunia realita itu, segala permasalahan tentang ilmu pengetahuan dibedah, dan mulai muncul perdebatan. Yang kemudian pengaruh itu membentuk sikap yang tidak pernah puas dalam diri manusia. Sikap unpleased itulah yang membawanya pada era yang serba instant, era modern. Karena perdebatan itu mempengaruhi mindset (pola pikir) dan world view (cara pandang) manusia.


Manusia yang hidup pada era modern saat ini hakikatnya mempunyai karakter yang antara lain lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan, lebih ahli dalam menyatakan pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab, lebih berorientasi kemasa depan, lebih mepunyai kesadaran mengenai waktu, organisasi, teknologi, dan ilmu pengetahuan.

Dalam kaitan mempola mainstream pendidikan yang actor utamanya adalah manusia di dalam realita yang terlampau complicated, maka pendidikan perguruan tinggi sebagai jenjang tertinggi dan sebuah wadah penyempurnaan pendidikan formal yang telah terjalani sejak duduk di sekolah dasar sampai dengan menengah. Kiranya dapat mengcounter segala kemungkinan yang akan terjadi, menghasilkan peserta dan juga pendidik yang tertata juga mampu mengembangkannya.

Maka, landasan berfikir Mahasiswa yang tertanam dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi:
1. pendidikan dan pengajaran
2. penelitian dan pengembangan
3. Pengabdian pada masyarakat

Ketiga norma itu Seharusnya menjadi mainstream bagaimana mahasiswa berfikir, mahasiswa mengabdikan ilmunya di tengah kerumunan masyarakat.

Pendidikan dan juga pengajaran merupakan hal terpenting dalam menjaga sikap yang tetap pada jalurnya. Yang kemudian pendidikan itu dikembangkan berdasarkan penelitian, agar ilmu itu dapat bersifat rasional.

Ilmu yang telah di tuntut semenjak kecil hingga berada pada pendidikan tingkat tinggi di abdikan kepada masyarakat, sebagai bentuk terimakasih pada Bangsa, Negara dan Agama.

Proses rasionalisasi di dapat dari bagaimana mahasiswa mampu menganalisa dan meneliti kehidupan sekelilingnya. Pengembangan ilmu yang didapat diperlukan untuk dapat mencegah perdebatan juga dapat membatasi permasalahan-permasalahan yang datang sehingga realita kehidupan yang sudah terlampau complicated itu tidak mewabah menjadi keputus-asaan.

Maka, begitu perlu, jika Nilai dan Norma Tri Dharma Perguruan Tinggi tetap dijunjung tinggi oleh Mahasiswa, baik yang telah merajut dunia akademis, juga yang baru membuka Tahun Ajaran yang Baru ini. @dree

Tidak ada komentar:

Posting Komentar