Pengumuman

selamat datang di blog adree291, demi kemajuan kita, maka komentar, saran dan kritik anda gw tunggu, send me an email to adrielfikri@gmail.com

selamat datang anak bangsa!!!

ketika yang berserak kini berhimpun, dengan menatap masa depan meraih mimpi mewujudkan cita-cita kemerdekaan dengan semangat Independen jiwa dan diri sebagai Hamba Allah yang senantiasa berada dalam Limpahan Karunia Ilahi

Senin, 31 Agustus 2009

Kontroversi Kebangsaan

Kemerdekaan Dan Lahirnya Indonesia…

Di rasionalisasikan seperti apa pun, ini akan menjadi bahan pemikiran bagi kita bangsa Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indonesia menjadi tolok ukur kemerdekaan di Asia pada saat itu. Indonesia yang dulu menjadi Macan Asia karena sikap mempertahankan jati diri dan tetap yakin akan kepribadian Indonesia, kini mengapa Indonesia yang di guncang dan di ragukan di mata dunia?? Mengapa Indonesia harus mencari dana bantuan Negara kepada dunia internasional???

Padahal, Indonesia telah merdeka. Padahal Indonesia kaya dengan beragam kebudayaan, Sumber daya manusia dan sumber daya alam yang lebih daripada mencukupi daripada Negara lain yang telah amju. Lalu kemudian, kenapa harus bangsa lain yang menikmati??? Kenapa bangsa ini tetap terlilit Hutang?? Kenapa rakyatnya tergusur, melarat, miskin, pengangguran??? Padahal Bung Karno, Presiden Pertama Indonesia sang Founding Fathers dengan tegas menyatakan, “GO TO HELL WITH YOUR AIDS!!”.

Apakah itu semua di karenakan kita yang melupakan sejarah perjalanan bangsa ini??
Bung, jika kita lihat bayi yang

Senin, 10 Agustus 2009

Refleksi Menuju Indonesia Baru

Refilosofi dan Redefinisi Demokrasi

Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, Undang Undang Dasar 1945 memberikan penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi.Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang dipilih dari Rakyat.

Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan junta militer Soeharto ditumbangkan Mahasiswa. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 1999 dan ketiga pada tahun 2004. Pemilihan Umum atau Pemilu yang seringkali disebut dengan Pesta Demokrasi atau Pesta Rakyat menimbulkan banyak pertanyaan bagi segenap bangsa dan warga Negara Indonesia.

Pemilu yang di kaitkan dengan kata Demokrasi, ternyata Kata itu tidak terlalu mendasar apabila dikaitkan dengan kenyataan “hari ini”, karena apabila dikaji ulang Arti Demokrasi “hari ini” maka akan banyak timbul “teriakan memaki” yang di akibatkan dari Implementasi kata Demokrasi.

Istilah demokrasi yang berasal dari bahasa Yunani Demos artinya Rakyat Cratein artinya Pemerintah. Demokrasi memiliki

Mahasiswa dan Kemahasiswaan

Refleksi Mahasiswa sebagai Agent of Change

Waktu yang terus berjalan, mengejar serta menindas dan akan terus menginjak-injak kita tanpa belas kasih mebuat kita terus terbelenggu dan terkungkung dalam ketidaktahuan dan terus berada dalam kebodohan bila kita tidak berlari lebih kencang daripada waktu. Namun disadari atau tidak, Kunci utama hari ini untuk membuka alam penindasan tersebut adalah Ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang seharusnya bisa membebaskan kita bukan malah membawa kita ke alam yang lebih kelam dan membuat kita takut kepada masa depan. Baik jika diingat disini,

“bagi siapa yang ingin menguasai dunia, maka harus baginya memiliki ilmu, bagi siapa yang ingin menguasai akhirat, maka baginya harus memiliki ilmu, dan bagi siapa yang ingin memiliki keduanya maka baginya pula harus memiliki ilmu”

Relative memang, tapi disadari atau tidak, ilmu memiliki sifat yang terus melindungi manusia dari kekangan alam yang terus berkembang, sejajar dengan itu pula kita sebagai mahasiswa mempunyai tuntutan untuk “mencari siapa diri kita sebenarnya?”membebaskan diri kita dari waktu yang selalu mendorong kita tetap akan terjatuh pada

Selasa, 04 Agustus 2009

Ki Hadjar Dewantara dan Hari pendidikan Nasional

Polos ‘n apa adanya

“TANAH air kita meminta korban. Dari di sinilah kita, siap sedia memberi korban yang sesuci-sucinya… sungguh, korban dengan ragamu sendiri adalah korban yang paling ringan… memang awan tebal dan hitam menggantung di atas kita. Akan tetapi percayalah di baliknya masih ada matahari yang bersembunyi… kapan hujan turun dan udara menjadi bersih karenanya?”
(Ki Hadjar Dewantara).

Siapa yang gak kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Ki Hadjar yang bernama asli R.M. Suwardi Suryaningrat merupakan tokoh pendidikan nasional. Aktivitasnya dimulai sebagai jurnalis pada beberapa surat kabar dan bersama EFE Douwes Dekker, mengelola De Expres. Ki Hadjar pun aktif menjadi pengurus Boedi Oetomo dan Sarikat Islam.

Selanjutnya bersama Cipto Mangun Kusumo dan EFE Douwes Dekker — dijuluki ”Tiga Serangkai” — ia mendirikan Indische Partij, sebuah organisasi politik pertama di Indonesia yang dengan tegas menuntut Indonesia merdeka. Pada zaman Jepang, peran Ki Hadjar tetap menonjol. Bersama Soekarno, Hatta, dan Mas Mansur, mereka dijuluki “Empat Serangkai”, memimpin organisasi Putera. Ketika merdeka, Ki Hadjar menjadi Menteri Pengajaran Pertama.

Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi bawahan atau anak buahnya.

Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang aratinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah

Eksistensi Berbangsa dan Bernegara


Refleksi tragedy di Tanah Air menyambut Indonesia Baru

Entah apalagi yang melanda Negara ini, kisruh DPT yang tak kunjung damai sampai saat ini, lalu pesawat yang seperti burng sakit, baik itu hilang maupun yang jatuh yang selalu saja merenggut nyawa manusia.

Belum masalah dalam Negara selesai, di tambah permasalahan yang melibatkan lintas Negara. Baik terror yang akibatnya sampai mengancam perpecahan dalam negeri. Perkara idiologi transnasional yang berambisi berkuasa atas nama agama yang kini menambah daftar permasalahan yang sepertinya permasalahan-permasalahan itu tidak lagi menjadi perhatian baik bagi pemerintah maupun bangsa yang seharusnya menjadi kewajiban bagi seluruh elemen bangsa Indonesia yang dicita-citakan dapat menjaga kedamaian dunia demi terciptanya kesejahteraan social bagi seluruh rakyat dunia khususnya Indonesia.

Pemerintah yang kini disibukan dengan kekhawatiran dapat atau tidaknya dalam acara “pembagian kue”, para petinggi Negara yang tidak dapat